Blogger news

Perubahan Kota Car-Centric menjadi Kota ramah Pedestrian

Sumber Gambar : Pinterest (Instagram.com)

Sejak tahun 1970, Seoul dikenal sebagai kota yg car-centric. Banyak jalan tol, salah satunya tol yg ngebentang di atas sungai Cheonggyecheon. Tol ini dilewati oleh 160,000 mobil/hari.

Tapi pada tahun 2002, tol Cheonggyecheon di-demolish dan diganti menjadi taman kota. Hasilnya? Kemacetan berkurang signifikan, temperatur kota turun, polusi lebih terkendali, dan nambah 1 spot buat foto aesthetic. Walikota Seoul pada saat itu, Lee Myung-bak, yg juga mantan CEO of Hyundai Engineering & Construction, merasa bahwa kota Seoul ini pengap, kota beton, dan tidak menarik untuk investasi.

Dia ingin mengubah Seoul jadi pusat Asia Timur di segi pariwisata dan investasi dengan mengembalikan green area, menghancurkan 15 tol di Seoul, dan bangun transportation hub atau transportasi umum secara masal.

Rencana beliau ini ternyata didukung oleh 80% warga Seoul. Sukses? Bisa dibilang iya. Seoul menjadi kota yang banyak taman, sungai pun menjadi kebuka dan bersih lagi, transportasi terintegrasi, dan suhu rata-rata kota turun 3°C. Kesuksesan ini membuat Lee Myung-bak jadi Presiden Korsel di 2008. Lee Myung-bak ini juga adalah orang yang terlibat sebagai supervisor di pembangunan pertama tol Jagorawi di Indonesia, loh.

Dari Seoul, sebenernya terbukti bahwa manusia urban bukannya malas untuk berjalan kaki atau naik transportasi umum, tapi jika aksesnya tidak ada atau mengambil jalur yang lebih jauh, kebanyakan orang pasti lebih memilih untuk membawa kendaraan pribadi.

Sebenarnya di Indonesia pun sudah ada transportasi umum terintegrasi seperti KRL dan transjakarta, tapi itu pun saat ini hanya di ibu kota, sedangkan transportasi umum di perkotaan lain baru bus kota. Karena jalur transportasi umum yang terbatas tapi orang yang membutuhkannya banyak, akhirnya membuat penumpukan penumpang tidak merata.

Jalur tol sebenarnya baik, namun lebih baik lagi jika dibarengi fasilitas transportasi umum lain dan ruang terbuka yg lebih banyak. Jadi ketika masyarakat pulang pergi ke mana saja bisa tidak hanya mengandalkan satu jalur tol/mrt/kereta, tapi bisa punya banyak opsi.


Rio Mughni Firdaus
Mahasiswa UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo