Satu perkampungan yang terkenal akan hal
mistis menyimpan banyak kejadian misterius, orang bisa kaya hanya karena
bersekutu pada makhluk halus atau biasa sering disebut dengan pesugihan. Ini
melibatkan banyak kalangan makhluk-makhluk astral, termasuk kuntilanak, pocong,
tuyul, juga gendurowo. Makhluk-makhluk ini dipuja dengan berbagai jenis
sesajen, dan bahkan tumbal. Dengan permintaan serakah dari berbagai jenis
manusia dengan profesi yang berbeda.
Suatu hari kemalangan menimpa para makhluk
halus. Tuyul yang biasa putih penuh dengan bedak bayi menjadi kumuh dan
kelaparan, karena kliennya yang minta bantuan untuk mencuri uang sudah berhenti
meminta. Sepasang suami isteri yang baru menikah dengan pekerjaan suami sebagai
polisi, sering kesusahan mendapat kasus dulunya, bahkan seringkali tidak
terpecahkan. Atas bantuan tuyul, polisi menjadi banyak menerima kasus walau
hanya kasus kecil. Tapi sekarang polisi itu menjauh dari tuyul karena menerima
suapan untuk menutupi kasus pejabat yang melakukan korupsi.
Kuntilanak ikut menimpali, klien tenaga
medisnya mendapat banyak pasien atas bantuan Kunti. Tapi katanya belum cukup,
karena yang datang kebanayakn pasien miskin. Klien kunti kini menjauhi Kunti,
membuat suara kunti yang semula menyeramkan berubah menjadi menyedihkan. Hanya
karena si dokter sudah kaya sebab berhasil memasulkan kematian dari salah satu
musuh klien pejabat yang ditangani tuyul.
Sementara si pocong yang semula berjalan
lompat, kini ngesot terkadang menggeliat
seperti ulat. Semula menemani klien di meja hijau untuk mendapatkan banyak
kasus, tapi ternyata kasus sepele. Sampai akhirnya, klien pocong di meja hijau
menjadi kaya karena menerima suapan untuk mengurangi tuntutan hukuman atas
pejabat yang melakukan korupsi dan penggelapan dana. Pocong menjadi kelaparan
sampai berakibat pada cara berjalan.
Dan terakhir gendurowo, kliennya adalah
seorang bupati. Dulu genderowo yang membantu kliennya menjadi bupati, tapi
setelah terpilih genderuwo dilupakan karena Bupati menjadi kaya atas
penggelapan dana juga korupsi dana bantuan social.
Kelompok astral ini berencana untuk
melakukan pembalasan dendam, menakuti mereka untuk memerasnya agar kembali
menjadi klien yang setia. Berbagai terror pun di lakukan sampai hampir membahayakan
para klien.
Tuyul yang takut kliennya menjadi bahaya
malah protes di tengah-tengah proses terror untuk menakuti klien. Takut kalau
kliennya mati, juga mempertanyakan apakah memberikan ancaman pada klien,
memeras agar klien mau memberikan apa yang dipunya termasuk korupsi? Tapi kunti
malah tak peduli, baginya di dunia perkuntian tidak ada KPK jadi tak ada yang
berani menangkapnya.
Dan para makhluk astral beranggapan,
kalaupun para kliennya mati, paling tidak mereka bisa mengurangi umur juga mengurangi
dosa atas tindakan tidak manusiawi kepada sesama manusia. Juga akan mati
sebagai hantu korupsi seperti yang dilakukan para makhluk astral ini.
Penulis : Qisthy Anjani KPI 6D
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar