Dikisahkan Gilang—seorang anak sulung yang cerdas lulus dengan IPK
tinggi di sebuah perguruan tinggi Negri sebagai S.Si. Saat wisuda, Ayahnya
sangat bangga, sampai Gilang dipamer-pamerkan kepada teman-temannya. Ia juga
seketika mendapat sanjungan dan tawaran menjadi karyawan padahal baru saja
lulus. Tapi, salah seorang teman Ayahnya memberitahu, bahwa ia tempo hari
Melihat Fajri—adik Gilang yang berkuliah di jurusan yang sama mengepel dan
membersihkan sebuah masjid. Ayah Gilang merasa kecewa.
Malamnya, Fajri pulang lari tunggang-langgang dalam keadaan wajah dan
tubuh yang lebam. Ia masuk ke dalam rumah terburu-buru, dan mengintip di
jendela ketakutan. Fajri rupanya dikejar-kejar kumpulan anak nakal. Melihat hal
itu, Ayah langsung marah dan menghukum fajri.
Besok siangnya, sebuah surat muncul mengejutkan Ayah dan Ibu Gilang.
Dimana itu merupakan pembertiahuan ‘Drop Out’ Fajri dari kampusnya karena
berkali-kali mendapatkan nilai jelek. Fajri yang baru pulang dari masjid habis
bersih-bersih langsung ken amarah Ayahnya, ia disbanding-bandingkan sama Gilang
yang notabene sudah mendapatkan kerja dan mapan.
Di akhir kemarahan, dada Ayah sakit dan memutuskan untuk istirahat.
Semeentara Ibu menenangkan Fajri agar tidak balik marah dan membenci Ayah.
Fajri tidak pernah membenci sang Ayah.
Flashback on.
Fajri berusaha sekuat tenaga, belajar hingga larut malam mati-matian.
Tapi akhirnya selalu mendapat nilai yang tidak memuaskan.
Fajri Melihat sang Ayah masuk ke dalam rumah memegangi pinggang saat
membereskan warung. Sampai akhirnya ia yang membereskan semuanya.
Fajri ngejar anak-anak nakal yang maling di warung Ayahnya. Kemudian
saat berhenti di ujung jalan, ia malah dikepung anak-anak nakal itu dan
dipukuli, sampai fajri berhasil kabur ke rumah
Fajri mengepel masjid, kemudian ada seorang Ustadz yang mempertanyakan
kembali apakah uang tabungannya beneran mau disumbangkan untuk wakaf masjid
sebelah atas nama sang Ayah? Fajri menyetujui hal itu.
Flashback off
Suasana shalat berjamaah di rumah. Ayah menjadi imam sampai dua rakaat.
Kemudian saat sujud, Ayah meninggal. Hingga Fajri memutuskan untuk menggantikan
Ayah menjadi Imam dan menyelesaikan shalat.
Setelah Shalat, semua orang menangis.
Penulis : Qisthy Anjani KPI 6D
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar