Blogger news

Cerpen Warga Kopid : Kebab

Sumber foto : Karya Pribadi



Siapa sih yang tidak mengenal kebab ? Makanan khas Turki yang sudah menyebar luas di berbagai daerah di Indonesia.  Dengan bentuknya yang panjang ditambah isian potongan daging dan beberapa sayuran yang ditaburi dengan saos mayones membuat kebab menjadi makanan favorit hampir semua orang. Termasuk aku salah satunya. Setiap kali ada kesempatan, aku pasti mencari restoran kebab terdekat untuk menikmatinya.

Namaku Ayunindya Candramaya. Katanya aku mempunyai kelebihan yang orang lain tidak punya. Sesuai arti namaku, Ayunindya, gadis yang mempunyai kelebihan.  Tetapi anehnya sampai saat ini aku tidak tahu kelebihan apa yang dimaksud sesuai arti namaku. Terkadang aku mengalami beberapa kejadian aneh . Hanya dalam sekejap aku bisa langsung berada di tempat yang berbeda. Aneh bukan?

                                                                 ***
Siang itu matahari dengan sempurna memperlihatkan kemolekan tubuhnya. Teriknya sang Surya,  membuat siapa saja ingin segera berteduh dan meminum minuman dingin. Diujung sana, tampak seorang gadis sedang berkeringat karena kepanasan.

Gadis itu terus melangkah perlahan-lahan, mencari tempat yang teduh untuk beristirahat sejenak. Setelah beberapa menit berjalan, ia akhirnya menemukan sebuah warung kecil di tepi jalan. Ia langsung masuk ke dalam dan duduk di sebuah kursi kayu yang tersedia. Saat itu, ada seorang ibu-ibu yang sedang duduk di sampingnya. Ibu-ibu tersebut menawarkan  untuk memesan minuman dingin untuk meredakan kepanasannya. Tanpa berpikir dua kali, gadis itu pun langsung memesan es teh manis.

Sambil menunggu minumannya datang, ia melihat-lihat sekeliling. Warung kecil tersebut cukup sederhana, namun terasa sangat nyaman dengan suasana yang tenang. Ada beberapa orang yang sedang makan di meja sebelahnya, dan terdengar musik yang sedang diputar dari radio kecil di pojok ruangan. Tidak jauh dari seberang warung, ia melihat seorang bapak paruh baya berjualan kebab. Nalurinya mengatakan kalau ia harus membeli kebab tersebut. Ia pun langsung membeli dua buah kebab . Toh pikirnya, ia sedang lapar juga.

Setelah beberapa menit, minuman yang dipesannya akhirnya datang. Ia segera meminumnya dan merasakan kesegaran dari es teh tersebut. Rasa lelah dan kepanasannya mulai mereda. Tak lupa ia pun memakan kebab yang dibelinya tadi.

Sambil menikmati kebab dan es teh, gadis itu mengobrol dengan ibu-ibu yang duduk di sampingnya. Mereka membicarakan berbagai hal, dari cuaca yang panas hingga kehidupan sehari-hari. Ia merasa senang bisa bertemu dengan orang yang ramah seperti ibu-ibu tersebut.

Setelah beberapa saat, Anin merasa sudah cukup beristirahat dan segar kembali. Ia pun berterima kasih kepada ibu-ibu tersebut dan melanjutkan perjalanannya pulang. Meskipun hari ini sangat panas, namun ia merasa hari ini adalah hari yang menyenangkan karena ia bisa bertemu dengan orang yang baik dan menikmati minuman dingin di warung kecil yang nyaman.

                                    ***
" Ehh anak ibu udah pulang. Gimana hari sayang apakah berjalan dengan baik?" Tanya seorang wanita yang muncul dari balik pintu dapur.

"Alhamdulilah bu berjalan lancar. Tadi pas di jalan Anin mampir ke warung beli es teh sama kebab Bu, abis panas banget hari ini serasa matahari tuh lima jengkal dari kepala " keluh Anin

"Haha kamu bisa aja. Yaudah beres beres gih, ibu udah masakin makanan kesukaan kamu nih" Ucap ibu

"Siap laksanakan ibu negara " Ucap Anin sembari hormat kepada ibunya

Anin pun bergegas menuju kamarnya. Ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk kesayangannya.

"Astaga aku baru inget, kebab yang tadi aku beli kan masih ada satu lagi, makan lagi ah sayang kalo mubazir" Ucapnya.

Ia pun menyantap kebab tersebut dengan lahap. Rasa kebab yang dijual bapak paruh baya itu begitu lezat, membuat lidah Anin bergoyang-goyang. Tapi sangat disayangkan, kebab yang dijual bapak tersebut sepi penjual. Padahal rasanya tidak kalah jauh dengan kebab asli Turki.

"Kapan ya aku bisa ke Turki merasakan langsung kebab ini dari negara asalnya. Pasti seru banget deh jalan jalan keliling Turki" Ucapnya sembari membayangkan imajinasinya.

Ah ngaco banget si aku mana mungkin bisa ke Turki, duit aja pas pas an, keluhnya dalam hati

Saat ia mengedipkan mata, hal luar biasa pun terjadi. Ia benar-benar berpindah tempat. Dirinya tidak lagi berada diatas kasur empuk. Benar, ini bukan imajinasi semata. Ini nyata. Bahkan setelah ia menampar mukanya dengan keras, ia bisa merasakan kalau hal ini memang benar nyata .

"Hah kok bisa" gumamnya sembari tak percaya

Ketiga kalinya ia berpindah tempat dalam waktu sekejap. Kenapa hal itu bisa terjadi? Itulah yang membuatnya bertanya-tanya hingga kini.

Dalam kebingungannya, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar tempat tersebut. Ia mengamati sekitar dan melihat bangunan-bangunan kuno yang indah. Sungguh ia merasa sangat terpesona dengan pemandangan yang dilihatnya. Ia merasa seperti sedang berada dalam mimpi.

"Aku tidak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi. Aku merasa seperti di dalam film fiksi ilmiah" Ucapnya takjub.

Namun, ketika aku berjalan-jalan di sekitar kota, aku mulai menemukan fakta bahwa kejadian aneh ini tidak hanya terjadi pada diriku, tapi pada orang lain juga.

Ia melihat banyak turis asing yang berjalan-jalan, menikmati keindahan kota yang begitu eksotis. Namun, saat ia mencoba untuk bertanya pada seorang turis, ia justru tidak bisa berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh si turis.

"Kenapa aku tidak bisa berbicara bahasa mereka?" gumamnya dalam hati.

Ia merasa semakin bingung dengan situasi yang terjadi padanya. Namun, ia tetap memutuskan untuk terus menjelajahi sekitar, mencoba mencari tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi padanya.

Namun, ketika ia ingin kembali ke tempat asalnya, ia merasa kesulitan. Ia tidak tahu bagaimana cara kembali ke rumahnya. Ia mencoba mengedipkan mata lagi, namun tidak berhasil. Ia mencoba memukul dirinya sendiri, tetapi tidak ada perubahan apapun.

Ia merasa panik. Bagaimana ia bisa kembali ke rumahnya? Bagaimana ia bisa hidup di tempat yang asing baginya?

Gadis itu pun terus menyusuri sudut demi sudut kota tersebut. Tak disangka ternyata ia berada di Turki. Di ujung sana, ia melihat keindahan mesjid Hagia Shopia. Gadis tersebut merasa terpesona dengan keindahan Mesjid Hagia Sophia.

Gadis itu terkejut dengan pikiran yang tiba-tiba muncul dalam benaknya. Ia mulai merenung dan berpikir kembali tentang kejadian-kejadian aneh yang baru saja dialaminya. Ia merenung sejenak, dan akhirnya menyadari bahwa tidak mungkin kejadian tersebut terjadi karena memakan kebab pria paruh baya tadi.

Gadis itu memandang dengan kagum arsitektur kuno yang menjadi ciri khas dari bangunan tersebut. Meskipun ia bukan seorang penganut agama Islam, namun ia merasa terpesona dengan keindahan yang terpancar dari mesjid tersebut.

Ia memutuskan untuk masuk ke dalam mesjid dan melihat lebih dekat lagi. Ia berjalan perlahan-lahan dan memasuki pintu gerbang mesjid. Ia merasakan udara yang sejuk dan tenang, serta keheningan yang memenuhi
ruangan. Ia terpesona dengan keramik dan ornamen yang menghiasi dinding mesjid.

Saat ia berjalan, tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki tua yang sedang duduk di pinggir jalan. Laki-laki itu memandanginya dengan tatapan tajam, seolah-olah ia bisa membaca pikiran dari si gadis yang sedang kebingungan itu.

"Apa yang terjadi padaku?" tanya sang gadis.

Laki-laki tua itu tersenyum kecil. "Kamu sedang mengalami sesuatu yang istimewa, anak muda. Kamu telah dipilih untuk memasuki dimensi lain, dimensi yang hanya bisa diakses oleh sedikit orang saja."

Anin pun semakin bingung. "Dimensi lain? Apa maksudnya?"

"Kamu sedang berada di antara dunia nyata dan dunia khayal. Kamu bisa melihat dan merasakan kedua dunia tersebut secara bersamaan," jelas laki-laki tua itu.

Anin semakin terkejut. "Lalu, bagaimana caranya agar aku bisa kembali ke dunia nyata sepenuhnya?"

Laki-laki tua itu tersenyum lebar. "Kamu hanya perlu fokus dan percaya pada dirimu sendiri. Kamu adalah satu-satunya yang bisa mengendalikan kekuatan ini."

Anin merenung sejenak, mencerna semua yang telah ia dengar dari laki-laki tua tersebut. Ia merasa yakin bahwa ia bisa mengendalikan kekuatan yang dimilikinya. Dengan tekad yang bulat, ia fokus dan memusatkan pikirannya. Kemudian, ia mengedipkan matanya sekali lagi.

Tiba-tiba, ia merasa tubuhnya bergetar dan dalam sekejap ia sudah kembali ke dunia nyata. Ia tersenyum lega, merasa bahagia karena bisa kembali ke dunia yang ia kenal. Namun, ia merasa bersyukur telah mengalami pengalaman yang begitu istimewa dan bisa melihat dunia dari perspektif yang berbeda.

Dalam hatinya, ia berjanji bahwa ia akan terus mempelajari kekuatan yang dimilikinya dan memanfaatkannya dengan baik. Ia akan terus berpetualang, menggali keindahan dunia dan menjelajahi dimensi yang tidak banyak orang bisa masuki. Dan dengan itu, ia tahu bahwa kehidupannya akan menjadi lebih berwarna dan penuh makna.

                                            ***
Penulis : Risalina
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo