Blogger news

Mengamati Krisis Iklim di Tanah Air


Sumber Foto: https://pin.it/4UDa6cm

 


Indonesia adalah negara kepulauan yang beriklim tropis. Pada kenyataannya, 80% bencana di Indonesia yang terjadi selalu terkait dengan adanya krisis iklim, mengingat Indonesia termasuk negara yang rentan sekali terhadap perubahan iklim yang bisa masuk kategori level ekstrem.

Sistem iklim yang terjadi perubahan, sangat berdampak pada kehidupan masyarakat dari berbagai aspek. Tingginya suhu bumi mengakibatkan kadar klorin pada air. Tidak hanya itu, tingginya curah hujan pun bisa berakibat kualitas sumber air yang menurun.

Naiknya temperatur bumi saat perubahan iklim berdampak pula dari sektor makanan dan kelautan yang pada akhirnya menjadi penyebab cekaman buruk bagi Indonesia. Pasalnya, jika iklim sedang naik dapat berakibat kekeringan yang mengubah pola tanam sehingga gagal produksi panen bagi para petani. Tak jarang pula para petani sendiri kewalahan ketika menghadapi iklim tanah air. Lalu dari sektor kelautan, saat kenaikan suhu bumi dan temperaturnya mengakibatkan arus laut yang berubah-ubah sehingga terjadilah pengasaman laut. Dari sini perubahan iklim berdampak buruk bagi Indonesia karena menurunnya hasil tangkapan ikan. 

Perubahan besar dari berbagai spesies binatang yang memicu mereka sehingga tidak sempat untuk beradaptasi terhadap peralihan suhu maupun perubahan alam yang terjadi begitu cepat. Akibatnya angka kepunahnya habitat dan organisme yang terbilang tinggi, seperti tumbuhan di hutan-hutan mengalami degradasi penurunan pada ekosistem pun rantai makanan itu sendiri.

Selain paparan perubahan dari sektor di atas, tentunya tak luput meningkatnya wabah penyakit bagi manusia. Penyebaran wabah dan berbagai penyakit dapat melonjak. Kenaikan curah hujan inilah pemicu hadirnya penyakit mematikan seperti demam berdarah, malaria, bahkan kolera. Hal-hal tersebut terjadi karena nyamuk pembawa virus hidup atau bahkan berkembang dalam cuaca yang panas dan lembap. 

Kasus penurunan daya tahan tubuh yang terjadi pada manusia juga amat rentan. Adanya penipisan ozon yang mencapai permukaan bumi sebagai faktor bahwa manusia pula dicap kasus utama dalam catatan perubahan iklim ini. Membumbungnya intesitas sinar ultra violet berakibat virus-virus kanker kulit, katarak, maupun penurunan daya tahan tubuh manusia dapat menyerang.

Diperlukan aksi nyata untuk benahi bumi agar tetap sehat ketika mengalami perubahan iklim yang memang pada dasarnya adalah kesatuan. Dimulai dari hal-hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah, menanam pohon, dan bijak dalam mengonsumsi pangan. Karena kini waktu yang tepat untuk sadar terkhusus kaum muda untuk atasi permasalahan krisis iklim yang berdampak pada semua generasi.



Reporter: Nurul Tsaqil Abdul Aziz

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo