Sumber Foto: Karya Pribadi |
Saat ini mungkin kita banyak melihat dan mendengar kasus mengenai pem-bully-an di lingkungan sekolah. Hampir semua kalangan masyarakat dan kita yang mendengarnya pun merasa miris, haru dan sedih melihat tingkah laku anak zaman sekarang yang dengan ringannya memukul, menendang bahkan mengeroyok temannya saat di dalam kelas. Padahal islam telah mengajarkan bagaimana menjadi pribadi muslim yang memiliki akhlak karimah.
Allah sendiri telah mengutus rasulullah sebagai contoh teladan bagi semua umatnya. Dijelaskan dalam salah satu ayat Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 21, Allah berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." Ayat ini menggambarkan bahwa betapa mulianya akhlak Nabi Muhammad SAW sehingga dijadikan sebagai contoh bagi umatnya.
Adapun dalam sebuah hadits Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik." (H.R. Ahmad, h. 8939, syaikh Al-Arnauth berkata: hadits ini shahih, sanadnya kuat).
Bagi kita sebagai umatnya memiliki kewajiban untuk terus mengingatkan, membimbing dan mendidik setiap umat muslim untuk memiliki akhlak yang baik sebagaimana yang telah Rasulullah contohkan. Dalam menyikapi kasus yang terjadi pada anak, perlu bimbingan penuh baik dari guru maupun orang tua, karena pembimbingan akhlak yang baik perlu dilakukan sejak dini atau sejak kecil.
Dalam sebuah kisah dimana Anas ibn Malik yang merupakan salah satu pelayan Rasulullah menuturkan, "Aku telah melayani Rasulullah SAW selama bertahun-tahun; beliau sama sekali tidak pernah mencelaku, tidak pernah memukulku, tidak pernah menghardikku, dan tidak pernah cemberut di hadapanku. Apabila beliau menyuruhku dengan suatu perintah, namun aku lamban dalam melaksanakannya, maka beliau tidak mencaciku atas kelambanan itu. Bahkan, jika salah seorang anggota keluarganya mencelaku, beliau bersabda: Biarkanlah dia! Jika sesuatu telah ditakdirkan, niscaya akan terjadi."
Dalam buku Bulughul Maram dan Dalil-Dalil Hukum: Panduan Hidup sesuai Tuntunan Rasulullah SAW milik Ibnu Hajar al-Asqalani (2020: 34), dijelaskan beberapa ayat dan hadits mengenai akhlak. Salah satunya akhlak mengenai rasa malu terdapat dalam sebuah hadits, dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu," (HR Ibnu Majah).
Sifat malu ini merupakan salah satu sifat rasulullah, sifat malunya Rasulullah merupakan sumber rasa malu yang yang berbuah kebaikan yang memancar dari hati yang hidup dan kesadaran terhadap limpahan karunia Allah padanya dibarengi dengan pengakuan atas ketidaksempurnaan dalam menjalankan hak-hak Rabbnya.
Adapun sifat rasulullah yang lainnya dijelaskan oleh anak Rasulullah Aisyah menuturkan, "Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah memukul seorang wanita dan tidak pernah memukul seorang pelayan. Beliau juga sama sekali tidak pernah memukul sesuatu dengan tangan beliau, kecuali ketika sedang berjihad di jalan Allah 'Azza wa Jalla. Beliau pun tidak membalas jika dirinya disakiti orang, kecuali jika kesucian Allah s.w.t. dilanggar, maka beliau pun membalaskannya." (HR. Muslim)
Banyaknya akhlak Rasulullah yang perlu kita teladani sebagai pedoman hidup. Sebagai arahan bagaimana kita berbuat baik kepada sesama. Adapun dalam sebuah hadits dijelaskan, "Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (Surga) bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik." [HR. Abu Dawud]. Hadits ini menjelaskan bahwa derajat kita di surga akan tinggi dengan syarat kita harus memiliki akhlak yang mulia.
Sindy Maulia Herdiyanti
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Allah sendiri telah mengutus rasulullah sebagai contoh teladan bagi semua umatnya. Dijelaskan dalam salah satu ayat Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 21, Allah berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." Ayat ini menggambarkan bahwa betapa mulianya akhlak Nabi Muhammad SAW sehingga dijadikan sebagai contoh bagi umatnya.
Adapun dalam sebuah hadits Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik." (H.R. Ahmad, h. 8939, syaikh Al-Arnauth berkata: hadits ini shahih, sanadnya kuat).
Bagi kita sebagai umatnya memiliki kewajiban untuk terus mengingatkan, membimbing dan mendidik setiap umat muslim untuk memiliki akhlak yang baik sebagaimana yang telah Rasulullah contohkan. Dalam menyikapi kasus yang terjadi pada anak, perlu bimbingan penuh baik dari guru maupun orang tua, karena pembimbingan akhlak yang baik perlu dilakukan sejak dini atau sejak kecil.
Dalam sebuah kisah dimana Anas ibn Malik yang merupakan salah satu pelayan Rasulullah menuturkan, "Aku telah melayani Rasulullah SAW selama bertahun-tahun; beliau sama sekali tidak pernah mencelaku, tidak pernah memukulku, tidak pernah menghardikku, dan tidak pernah cemberut di hadapanku. Apabila beliau menyuruhku dengan suatu perintah, namun aku lamban dalam melaksanakannya, maka beliau tidak mencaciku atas kelambanan itu. Bahkan, jika salah seorang anggota keluarganya mencelaku, beliau bersabda: Biarkanlah dia! Jika sesuatu telah ditakdirkan, niscaya akan terjadi."
Dalam buku Bulughul Maram dan Dalil-Dalil Hukum: Panduan Hidup sesuai Tuntunan Rasulullah SAW milik Ibnu Hajar al-Asqalani (2020: 34), dijelaskan beberapa ayat dan hadits mengenai akhlak. Salah satunya akhlak mengenai rasa malu terdapat dalam sebuah hadits, dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu," (HR Ibnu Majah).
Sifat malu ini merupakan salah satu sifat rasulullah, sifat malunya Rasulullah merupakan sumber rasa malu yang yang berbuah kebaikan yang memancar dari hati yang hidup dan kesadaran terhadap limpahan karunia Allah padanya dibarengi dengan pengakuan atas ketidaksempurnaan dalam menjalankan hak-hak Rabbnya.
Adapun sifat rasulullah yang lainnya dijelaskan oleh anak Rasulullah Aisyah menuturkan, "Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah memukul seorang wanita dan tidak pernah memukul seorang pelayan. Beliau juga sama sekali tidak pernah memukul sesuatu dengan tangan beliau, kecuali ketika sedang berjihad di jalan Allah 'Azza wa Jalla. Beliau pun tidak membalas jika dirinya disakiti orang, kecuali jika kesucian Allah s.w.t. dilanggar, maka beliau pun membalaskannya." (HR. Muslim)
Banyaknya akhlak Rasulullah yang perlu kita teladani sebagai pedoman hidup. Sebagai arahan bagaimana kita berbuat baik kepada sesama. Adapun dalam sebuah hadits dijelaskan, "Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (Surga) bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik." [HR. Abu Dawud]. Hadits ini menjelaskan bahwa derajat kita di surga akan tinggi dengan syarat kita harus memiliki akhlak yang mulia.
Sindy Maulia Herdiyanti
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar