Blogger news

Keselarasan Modal Keshalihan

Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Ketika seseorang ingin membina dirinya menjadi orang yang shalih, maka ia harus menyelaraskan terlebih dahulu antara perkataan dan perbuatannya. Yakni perkataan baik selaras dengan perbuatan yang baik pula.

Diceritakan dalam sebuah Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud bahwa yang paling sering diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika sedang berada dalam mimbar adalah perintah untuk bertaqwa dan berkata yang benar. Hadits ini merupakan salah satu penjabaran Rasulullah terhadap Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 70-71, yang di dalamnya dapat disimpulkan terdapat dua hal yang menjadi modal untuk mendapatkan keberuntungan dan kemenangan yang besar yaitu ketaqwaan dan ucapan yang benar.

Arti dari ucapan yang benar, jujur, atau tidak dusta yakni selarasnya ucapan dengan perbuatannya yang sesuai dengan syariat agama. misal, ia mampu menyelaraskan dengan melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya ketika sesuatu itu dikatakan wajib. Dan ketika sesuatu itu haram, ia tidak berani untuk melaksanakan yang haram tersebut. Hal ini merupakan bentuk ketaatan terhadap perintah Allah dan Rasulnya. Dengan demikian, ketika seseorang mampu menyelaraskan ucapan atau perkataan dengan perbuatannya, maka Allah pun akan memberi kemudahan kepadanya dalam membina dirinya sendiri untuk menjadi orang yang shalih.

Dalam kenyataannya kita sering menyaksikan perbuatan manusia yang mencerminkan ketidakselarasan antara perkataan dan perbuatannya. Misalnya, kita sering menyaksikan ada orang yang perkataannya bagus, baik, amar ma'ruf nahyi munkar, akan tetapi adakalanya apa yang dikatakannya tidak sesuai atau selaras dengan perilakunya. Lalu ada seseorang yang menyuruh untuk taat kepada hukum atau ia merupakan ahli hukum, namun pada kenyataannya ia sendiri yang melanggar hukum. Atau bahkan ada yang mengucapkan kalimat "laa ilaha illa-llah" (tidak ada Tuhan selain Allah), namun dalam kenyataannya ia melakukan kemusyrikan.
 
Contoh-contoh tersebut merupakan bentuk ketidakselarasan ucapan dan perbuatan, bentuk kebohongan atau kemunafikan. Dan siapapun yang melakukan hal tersebut akan kesulitan untuk mewujudkan keshalihan dalam dirinya serta kesulitan dalam mewujudkan kemashlahatan bagi akhlaknya, dan tentu akan mengalami kesulitan pula untuk mendapatkan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga sulit untuk melakukan kebaikan.

Sudah semestinya kita intropeksi diri kita sendiri, karena tidak menutup kemungkinan apa yang kita ucapkan tidak selaras dengan apa yang kita perbuat. Oleh karena itu, kita harus selalu menyadarinya, beristighfar, kemudian memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta tidak mengulangi hal tersebut. Kita harus membiasakan jujur dan jangan membiasakan dusta, serta yang paling penting untuk kita perhatikan dalam menyelaraskan perkataan dan perbuatan niat serta tujuan dari apa yang kita perbuat tersebut, yaitu niatnya lurus karena Allah dan ikhlas semata-mata hanya mencari keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Oleh: Witriani Siti Safarina, UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo