Blogger news

Kembali Ke Jalan Yang Benar

Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi

Di suatu malam yang sepi, Adam sedang duduk di kamar kosnya yang terasa begitu sunyi. Sejak dia meninggalkan kampung halamannya untuk mengejar impian di kota besar, hidupnya terasa kosong dan tak berarti. Dia sudah lupa kapan terakhir kali dia melakukan shalat lima waktu dan membaca Al-Quran. Hidupnya penuh dengan kesibukan dan godaan dunia yang menghalanginya dari mendekatkan diri kepada Allah.

Sekarang, dia sedang merenungkan hidupnya. Dia merasa kehilangan arah dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Dalam keheningan malam, dia merenungkan kembali masa lalunya. Dia ingat betul betapa dia dulu begitu rajin shalat dan beribadah, tapi semuanya berubah ketika dia mulai mengejar impian dan harta duniawi.

Ketika dia mengalihkan pandangannya ke sekeliling kamarnya, pandangannya tertuju pada sebuah buku Al-Quran yang tergeletak di sudut ruangan. Dia merasa tertarik untuk membukanya kembali, meski sudah lama dia tidak membaca Al-Quran. Tanpa berpikir panjang, dia mengambil buku itu dan membuka lembaran pertamanya.

Di sana, dia membaca sebuah ayat yang membuat hatinya tergugah. Ayat itu mengatakan: "Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di atas sana tidak akan menggerakkan bumi denganmu sedang bumi itu berguncang?" (QS. Al-Mulk: 16)

Adam merasa seolah-olah ayat itu ditujukan langsung untuk dirinya. Dia merasa malu dan sedih karena dia telah lupa pada Allah. Dia menyesal telah terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga dia melupakan keberadaan Allah.

Setelah itu, Adam mulai membaca Al-Quran setiap hari. Dia membaca dan memahami isi Al-Quran dengan hati yang ikhlas dan berusaha menjalankan segala perintah Allah. Dia mulai shalat lima waktu dengan khusyuk dan merasa lebih dekat dengan Allah.

Ketika hari sudah semakin malam, Adam membaca sebuah hadis yang membuatnya teringat akan keluarganya. Hadis itu mengatakan: "Sebaik-baiknya kekayaan adalah kekayaan hati yang tenang dan sebaik-baiknya sahabat adalah sahabat yang baik akhlaknya." (HR. Tirmidzi)

Adam merenungkan kembali hubungannya dengan keluarganya. Sejak dia meninggalkan kampung halamannya, hubungannya dengan keluarga memburuk dan mereka jarang saling berkomunikasi. Dia merasa bersalah karena tidak pernah memperdulikan keluarganya. Dia merasa bahwa dia harus kembali ke kampung halamannya dan memperbaiki hubungannya dengan keluarga.

 

***

 

Keesokan harinya, Adam memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Ketika dia tiba di kampung halamannya, dia disambut dengan gembira oleh keluarganya. Mereka bersyukur karena Adam akhirnya kembali dan mereka bisa bertemu kembali setelah begitu lama terpisah.

"Alhamdulillah nak akhirnya kamu pulang ke kamoung halaman Ibu sangat merindukanmu".

Sang Ibu langsung memeluk Adam diiringi air mata Bahagia.

Adam tertegun dan tanpa sadar air mata pun sudah membasahi pipinya.

Adam merasa hangat di hatinya karena disambut dengan cinta dan kasih sayang oleh keluarganya. Akan tetapi ia juga merasa malu dan bersalah karena sudah terlalu lama mengabaikan keluarganya. Dia merasa bahwa pulang ke kampung halamannya adalah keputusan yang tepat. Selama di kampung halamannya, Adam menghabiskan waktu bersama keluarganya dan juga bersilaturahmi dengan tetangga dan teman-temannya yang dulu.

Di kampung halamannya, Adam juga merasa lebih dekat dengan Allah. Dia mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan oleh masyarakat setempat dan merasa senang bisa kembali beribadah secara rutin. Adam merasa bahwa kehidupannya sekarang memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada keluarganya serta masyarakat di sekitarnya.

Setelah beberapa bulan tinggal di kampung halamannya, Adam memutuskan untuk kembali ke kota besar. Namun, kali ini ia memiliki tekad yang kuat untuk tetap berpegang pada agamanya dan tidak tergoda oleh kehidupan yang hedonistik seperti sebelumnya. Adam kembali ke kota besar dengan semangat baru dan tekad yang kuat untuk menjalani hidup yang lebih baik.

 

***

 

Suatu hari, Adam bertemu dengan temannya yang dulu sama-sama mengejar impian di kota besar. Temannya kaget melihat perubahan yang ada pada Adam. Dia melihat bahwa Adam sekarang lebih tenang dan bahagia, dan dia juga melihat bahwa Adam sudah kembali ke jalan yang benar.

"Assalamualaikum Fadhli. Lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu sekarang ?" Tanyaku pada teman sebangku dulu ketika kuliah.

"Wa'alaikumsalam Adam, alhamdulillah baik-baik saja. Tapi yang paling kusuka adalah melihat perubahan yang terjadi pada dirimu. Kamu tampak lebih tenang dan bahagia," balas Fadhli dengan senyum ramah.

Adam tersenyum, "Alhamdulillah, terima kasih Fadhli. Aku berusaha untuk memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang benar."

Temannya bertanya-tanya apa yang terjadi pada Adam, dan Adam pun menceritakan semua yang terjadi pada dirinya. Dia menceritakan bagaimana dia merasa kosong dan tidak berarti, bagaimana dia menemukan kembali jalan yang benar melalui membaca Al-Quran, dan bagaimana dia kembali memperbaiki hubungannya dengan keluarga.

"Sungguh luar biasa, Adam. Aku bangga bisa memiliki teman seperti kamu," ujar Fadhli tulus.

Fadhli terkesan dengan perubahan yang ada pada Adam dan merasa terinspirasi. Dia juga ingin kembali ke jalan yang benar dan mengikuti jejak Adam.

Dari situlah, Adam memulai peran sebagai teladan bagi teman-temannya dan orang-orang di sekitarnya. Dia menjadi seseorang yang memberikan inspirasi bagi orang lain dan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dia belajar bahwa hidupnya seharusnya bukan hanya tentang mengejar impian dan harta duniawi, tetapi juga tentang menjaga hubungan dengan Allah dan keluarga, serta memberikan manfaat bagi orang lain.

Kembali ke jalan yang benar bukanlah hal yang mudah, tetapi Adam menyadari bahwa itu adalah pilihan yang tepat. Kini, dia merasa hidupnya lebih bermakna dan dia merasa lebih dekat dengan Allah. Dia menyadari bahwa hidupnya sebenarnya adalah ujian dan dia harus terus berusaha untuk menghadapi ujian tersebut dengan keimanan dan keteguhan hati.

 

***

Adam mengalami perjalanan hidup yang cukup panjang dan berliku sebelum akhirnya kembali ke jalan yang benar. Namun, dia menyadari bahwa itu adalah perjalanan yang penting dan memberikan banyak pelajaran berharga baginya.

Satu hal yang dia pelajari adalah bahwa hidup ini memang penuh dengan ujian dan cobaan. Namun, ujian tersebut sebenarnya adalah kesempatan untuk menguji keimanan dan keteguhan hati seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di dunia ini.

Ketika Adam memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan memperbaiki hubungannya dengan keluarganya, dia menyadari bahwa itu bukanlah langkah yang mudah. Dia harus melawan ego dan rasa malu yang mungkin ada dalam dirinya, serta menghadapi perasaan bersalah yang mungkin muncul. Namun, dia tahu bahwa itu adalah langkah yang benar dan dia harus mengambilnya untuk kembali ke jalan yang benar.

Selama perjalanan hidupnya, Adam juga belajar tentang arti pentingnya menjaga hubungan dengan Allah. Dia menyadari bahwa hidup ini tidak hanya tentang mengejar kebahagiaan dunia semata, tetapi juga tentang menjaga hubungan dengan Sang Pencipta. Dengan memperdalam keimanan dan ketaqwaannya, Adam merasa lebih dekat dengan Allah dan merasa bahwa hidupnya memiliki makna yang lebih dalam.

Akhirnya, Adam juga belajar bahwa menjadi seseorang yang memberikan manfaat bagi orang lain adalah sesuatu yang penting dalam hidup. Dalam ajaran Islam, saling membantu dan memberikan manfaat bagi orang lain adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan membantu orang lain, Adam merasa bahwa dia telah melakukan sesuatu yang berarti dalam hidupnya dan telah memberikan manfaat bagi orang lain.

Dalam perjalanan hidupnya, Adam mengalami banyak hal dan belajar banyak pelajaran berharga. Meskipun tidak selalu mudah, dia menyadari bahwa kembali ke jalan yang benar dan terus berusaha untuk menghadapi ujian hidup dengan keimanan dan keteguhan hati adalah pilihan yang tepat. Dia berharap bahwa kisah hidupnya dapat memberikan inspirasi dan memberikan manfaat bagi orang lain.

 

***

 Biodata

Risalina

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo