Blogger news

Toleransi Antar Agama Dalam Perspektif Islam

Ilustrasi Toleransi Antar Agama
Sumber Gambar : Pinterest (Bloomp.net)


Toleransi dalam Islam adalah otentik. Maksudnya tidak asing lagi dan bahkan sudah ada sejak Islam itu ada. Selain itu sufatnya organik, karena toleransi di dalam Islam hanyalah persoalan implementasi dan komitmen untuk mempraktikkannya secara konsisten. Toleransi antar agama menurut Islam bukan untuk saling melebur dalam keyakinan, bukan untuk saling bertukar keyakinan di antara umat yang berbeda agama. Toleransi antar agama ini maksudnya adalah dalam pengertian mu'amalah (interaksi sosial). Ada batasan bersama yang boleh dan tak boleh dilanggar. Inilah pentingnya toleransi di mana masing-masing kelompok beragama mengendalikan diri dan menyediakan ruang untuk saling menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa terancam keyakinan maupun hak-haknya. 

Dalam islam, bertoleransi bukan hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap hewan, lingkungan hidup bahkan alam semesta. Toleransi antar umat beragama dalam Islam memperoleh perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah. Ia begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian besar dari Islam.

Dilihat dari definisinya, islam artinya "damai", "selamat" dan "menyerahkan diri". Artinya toleransi dalam islam sangat diperlukan. Sebagaimana sering kita dengar kalimat "Islam agama rahmatal lil'ālamîn" artinya agama yang mengayomi seluruh alam. Kalimat tersebut berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada, melainkan Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan. 

Secara historis toleransi dapat dibuktikan melalui Piagam Madinah. Dalam piagam ini terdapat satu contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan toleransi beragama adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak saling menyakiti serta saling melindungi anggota yang terikat dalam Piagam Madinah. Sikap melindungi dan saling tolong-menolong tanpa mempersoalkan perbedaan keyakinan juga muncul dalam sejumlah Hadis dan praktik Nabi.

Dalam ayat al-Qur'an dan Sunnah Nabi secara otentik mengajarkan toleransi dalam artinya yang penuh. Berbeda dengan gagasan dan praktik toleransi yang ada di barat. Toleransi di barat lahir karena perang-perang agama pada abad ke-17 telah mengoyak-ngoyak rasa kemanusiaan. Karena kejadian tersebut, kemudian menghasilkan kesepakatan-kesepakatan di bidang Toleransi Antar agama yang kemudian berkaitan dengan aspek-aspek kesetaraan manusia di depan hukum.

Rio Mughni Firdaus 
Mahasiswa UIN SGD Bandung 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo