https://www.duniasantri.co/santri-milenial-dan-teknologi-tinggi/ |
Seiring berkembangnya zaman dimana teknologi semakin canggih dan ilmu pengetahun semakin pesat membuat remaja milineal gagap akan kecanggihannya. Kamajuan zaman, teknologi telah mengubah segalnya di dunia, apalagi dengan ketimpangan jumlah penduduk yang sangat signifikan banyak membuat perbedaan kehidupan ditiap daerah. Mulai dari aspek pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebaginya. Salah satu aspek yang paling menonjol adalah pemahaman remaja termasuk santri tentang teknologi digital.
Santri Milineal di era modern ini apalagi dengan tantangan teknologi yamg ada membuat para santri lebih melek ketimbang gagap akan teknologi. Meleknya santri di era modern akan membentuk dan melahirkan penerus kehidupan bangsa dan agama, sehingga akan memperdalam ilmu agama sekaligus ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka santri milinela ini tidak hanya belajar agama seperti halnya keislaman, tauhid, tasawuf dan lain sebagainya, akan tetapi mereka juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, salah satunya dengan belajar ilmu pengetahuan dan juga teknologi.
Mempelajari agama memang wajib apalagi santri milineal memiliki tuntutan seiring berkembangnya zaman, dimana situasi kondisi bahkan skill yang menuntutnya tidak boleh gagap teknologi, (gaptek). Gaptek disini merupakan sebuah julukan untuk orang yang gagap akan teknologi.
Perlu kita pahami juga mempelajari teknologi bagi santri dapat menjadi ikhtiar dalam syiar Islam terhadap dunia. Bahwasanya, santri itu tidak cuma pandai mengaji, tetapi mereka juga lihai dalam menjalankan teknologi bahkan dapat menciptakan teknologi baru. Apabila kaum muslim (santri) tak mau membuka mata dengan teknologi, maka jangan heran jika muslim terus-menerus tertinggal. Sehingga, seiring berkembangnya dunia digital, sudah pasti setiap hari kita menggunakan internet dan melakukan interaksi secara online, apalagi kaum remaja tentu tidak lepas dari dunia internet apalagi dengan pemanfaatan digital yang sangat diperlukan dalam kehidupan dunianya, tidak sedikit ilmu yang mereka cari di situs-situs online maka tidak heran ketika mereka sangat ketergantungan dengan adanya teknologi ini.
Sebuah kalam indah menyebutkan, "Uthlubul 'ilma minal mahdi ilal lahdi" Artinya, tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat. Maka selama hidung kita masih bisa menghirup nafas, teruslah menuntut ilmu. Tidak ada batasan dalam menimba ilmu. Jangan sampai karena belajar agama, seorang santri mengabaikan ilmu pengetahuan yang lain.
Perkembangan zaman yang kian pesat menuntut santri belajar ilmu pengetahuan dan tekonologi (iptek) lebih giat. Khususnya santri milineal harus mengembangkan kemampuan iptek untuk memajukan agama dan bangsa ini yang mana merupakan bagian khidmat pada agama, bangsa dan negara.
Dengan mempelajari teknologi, santri milineal dapat menggerakkan media sebagai pusat informasi publik., sehingga citra dan eksistensi akan terus melambung seiring santri tekun mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi.
Perkembangan teknologi, yang nantinya akan melahirakan sanad keilmuan, nilai-nilai dan tradisi pada budaya pesantren yang mana harus terus direspon dan dikembangkan sehingga semuanya menjadi tahu dan juga paham, sehingga pesantren di zaman sekarang dengan santri milineal banyak memanfatkan digitalisasi baik dalam penyampaian dakwah, memperkenalkan pesntren dan lain sebaganya. Maka kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat membawa perubahan khusunya bagi kaum santri milineal yang sangat melek akan teknologi, dimana mereka sangat pintar memanfaakannya dengan menjadikan digilisasi sebagai wadahnya.
Apalagi ada sebuah kaidah populer dikalangan pesantren dengan bunyi:
"Al-mahfadhotu 'Ala Qadimi Al-Shalih Wa Al-Akhdzu Bi Al-jadid Al-Ashlah"
Yang artinya "menjaga tradisi-tradisi lama sembari menyesuaikan dengan tradisi-tradisi modern yang lebih baik"
Dalam hal ini artinya ketika menjaga tradisi pesantren tentu sembari mempelajari hal-hal ybaru yang bersifat kekinian, sehingga konteks ini mennggambarkan bahwa santri milineal selain mempelajari ilmu agama juga harus melek ilmu pengethauan dan juga teknologi.
Penulis : Resta Komalasari
Mahasiswi KPI UIN Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar