Ilustrasi Tawuran Sumber Gambar : Pinterest (Umi_rochana) |
Tawuran merupakan satu di antara bentuk kenakalan remaja yang biasanya dilakukan oleh pelajar maupun mahasiswa. Saat tawuran, mereka pun tak ragu membawa senjata tajam untuk melukai korbannya. Tak jarang tawuran menelan korban jiwa akibat kebrutalannya. Pelaku tawuran jika dilihat dari kelompok usia perkembangan manusia dalam rentang kehidupannya tergolong sebagai remaja. Kelompok remaja ini masih berstatus sebagai pelajar yang sedang menjalankan tugas belajar atau menempuh pendidikan di sekolah, baik jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama) maupun jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas). Dalam rangka pencarian identitas diri remaja sering mengalami permasalahan baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungannya.
Beberapa penyebab yang memicu terjadinya tawuran antara lain :
Masa-masa Krisis Identitas pada Remaja
Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena pada masa tersebut, para remaja sedang mengalami krisis identitas. Identitas diri yang dicari remaja adalah bentuk pengalaman terhadap nilai-nilai yang akan mewarnai kepribadiannya. Jika para pelajar tersebut tidak diinternalisasi dengan nilai positif akan berakibat buruk, yakni munculnya penyimpangan-penyimpangan perilaku seperti melakukan aksi tawuran.
Kontrol Diri yang Lemah
Kontrol diri merujuk pada ketidakstabilan emosi, emosi ini meliputi mudah marah, frustrasi, dan kurang peka terhadap lingkungan sosialnya. Ketika menghadapi masalah, mereka cenderung melarikan diri atau menghindarinya, bahkan lebih suka menyalahkan orang lain.
Tidak Mampu Menyesuaikan Diri
Tawuran juga dapat terjadi karena tidak bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Biasanya mereka mengalami kesulitan untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan yang kompleks, seperti keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai perubahan di berbagai kehidupan lainnya yang semakin lama semakin beragam.
Pengaruh Media
Pengaruh dari media yang mereka tonton atau gunakan sehari-hari juga bisa menjadi penyebab tawuran.Penelitian oleh Research Institute of Moral Education, College of Psychology, Nanjing Normal University, Nanjing, China menyebutkan bahwa kekerasan di media memengaruhi remaja dan dapat menyebabkan mereka bertindak agresif. Sebagai contoh, saat remaja memainkan video game yang di dalamnya menampilkan adegan kekerasan, maka hal ini dapat meningkatkan pikiran dan perilaku agresif.
Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah kenakalan remaja. Ketika orang tua tidak memberikan pengawasan yang memadai, remaja cenderung akan melakukan perilaku agresif atau aktivitas kriminal. Orang tua yang tidak perhatian dengan perkembangan lingkungan anak akan membuat para remaja cenderung berteman dengan orang yang salah, mengambil risiko yang tidak perlu, dan bereksperimen dengan hal-hal yang tidak diizinkan oleh orang tua yang terlibat.
Tekanan Teman Sebaya
Selain orang tua, teman sebaya juga merupakan agen sosialisasi yang punya peranan penting dalam terjadinya aksi tawuran. Hal ini karena, anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka bertindak sebagai sebuah kelompok. Tak hanya itu, remaja lebih cenderung menjadi kasar atau agresif saat mereka merasa tertekan. Mereka juga mungkin melakukan kekerasan untuk mempertahankan tempat mereka dalam grup. Tekanan teman sebaya dapat membuat remaja terlibat dalam perilaku pengambilan risiko.
Tawuran antar pelajar yang terjadi di Indonesia, sudah demikian luas dan kronis, dan semakin memprihatinkan, karena telah banyak korban jiwa yang tewas sia-sia akibat tawuran ini. Padalah para pelajar tersebut adalah generasi muda harapan bangsa yang akan melanjutkan estafet kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masa depan yang lebih gemilang. Oleh sebab itu, kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, tanpa dicari solusinya. Semua pihak harus ikut terlibat dan merasa memiliki tanggung jawab untuk mencari solusinya.
Rio Mughni Firdaus
Mahasiswa UIN SGD Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar