Blogger news

Kualitas Sekolah SMAS BPN Dapat menjadi Acuan Sekolah lain

Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi

Keunikan  dan pembeda dari sekolah ini dengan sekolah yang lain yaitu pertama siswanya, siswanya terdiri atas tiga kelompok, satu kelompok program afirmasi namanya adem dari papua barat, satu kelompok atlet yaitu dari pbb bandung tektonal, satu kelompok lagi dari masyarakat umum. 

Dari pembelajar, dari zaman covid dari 2020 sampai sekarang tetap PTM (Pembelajaran Tatap Muka) tidak pernah secara online, mengapa bisa? Karena anak-anaknya disiplin, melakukan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah dan BPN, kita tambahkan anak-anak itu seminggu 2x selalu minum samiloto (herbal) dan mereka yang meracik sendiri, membagi minum sendiri.

Bapak-ibu gurunya berkualitas, rajin, tidak pernah absen, betul-betul terdidik, disiplin. Hubungan guru dengan siswa pun baik karena guru membuka diri kepada para murid. Guru-guru disini banyak yang merupakan alumni dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, maka dari itu UIN menunjukkan ciri kekualitasannya.

Pembelajaran diluar kelas cukup banyak, yakni ada seni tari sunda (yang merupakan program afirmasi adem); terdapat program adem yang harus ditekankan pada anak-anak; yang pertama peningkatan kualitas Sumber daya Manusia, dan NKRI Harga Mati. Implementasi dari NKRI Harga mati yaitu jika mereka ada di bandung maka merekapun harus belajar nilai dan mengikuti norma dan budaya yang ada di bandung, makanya ekstrakulikularnya tari sunda. Selain itu ada karate, mengapa karate? Karena konsep kita konsep masa depan, peluang yang paling banyak dizaman modern sekarang untuk masuk ke jabatan yang terbuka adalah peluang di dunia politik, orang-orang yang bergerak dalam bidang politik penuh dengan tantangan baik secara mental maupun fisik maka mereka disiapkan secara mental dan fisik dengan karate, tidak hanya laki-laki namun perempuan juga mengikuti eskul tersebut. Lalu ada lagi musik, kalau musik yang unik adalah dari pelatihnya, pelatihnya yaitu merupakan pelatih paduan suara dan juga seorang backing vokal dari artis ternama yaitu tulus, glenn fredly, pelatih tersebut glorify. Selain itu ada ekstrakulikuler voli, dan futsal wanita, anak-anak adem pun pernah bermain di taman persib dan menjadi icon ketika itu dan merupakan perwakilan dari Kecamatan Cibiru. 

Adapun ciri khas lain dari SMAS BPN yaitu adanya LOK (Literasi Outing dan Kolaborasi) itu karna aouting maka pembelajaran diluar kelas, disebut kolaborasi karna meliputi lebih dari satu mata pelajaran, literasi karena seklaigus mengamati, jadi mereka melihat, menganalisis, menafsirkan dengan asumsi yang ada, contoh pihak sekolah membawa mereka ke Maribaya, anak-anak disana disuruh untuk mengamati, lalu berdiskusi bersama, lalu disimpulkan bersama juga.

Terlebih jika masyarakat yang belum mampu dalam hal pembiayaan, maka pihak sekolah SMAS BPN tetap memperbolehkan untuk bersekolah disana walaupun tidak membayar, seluruh kegiatan di luar sekolah pun tetap sekolah yang menanggung biayanya, ijazah tidak ada yang ditahan, namun apabila mereka yang mampu membayar tetap harus membayar sekolah, karna tidak akan adanya keberhasilan tanpa kerja keras, tanpa menanggung resiko, tidak ada keuntungan tanpa pengorbanan.

Sekolah ini menetapkan dirinya sebagai sekolah yang progresif yang merdeka dan ditetapkan oleh sendiri, karakter merdekanya yaitu dengan mengembangkan pelajaran bebas, jam pulang sekolah dari hari senin sampai jumat jam 13.45, di hari jumat segala Pekerjaan Rumah harus selesai, maka pekerjaan rumah tidak ada yang melintas di hari sabtu dan minggu, hari senin sudah masuk ke materi berikutnya. Di sekolah ini pun tidak full day school, karena asumsi dari pihak sekolah bahwa kreativitas anak-anak muda hanya berkembang dan mucul apabila waktunya cukup untuk mengembangkan kreativitas, waktu yang ada sore hari apalagi sekarang anak muda lebih gemar memakai handphone, maka sekolah ini mengembangkan yang terbatas waktunya agar waktu luangnya digunakan untuk kreativitas dan berkumpul di rumahnya.
Keluhan yang dirasakan para murid terhadap pihak sekolah karena ketika Covid PTM tetap dilakukan, "pada awalnya ada, tapi hanya satu bulan, seusudah itu tidak, malah pihak sekolah mendapat pujian dan dukungan dari para orang tua karena biaya ketika PJJ (Pertemuan Jarak Jauh) malah lebih mengeluarkan biaya yang lebih, selain harus membeli pulsa dan kuota, juga para orang tua harus lebih menyiapkan bahan makanan untuk para anak-anaknya, selain itu apabila PJJ orang tua merasa jengkel karena anaknya selalu bertanya kepada orang tua terkait materi sekolah, selain itu apabila PJJ waktu banyak terbuang oleh aktivitas yang tidak bermanfaat ketimbang yang bermanfaat. Dari diselenggarakan ptm ini SMAS BPN tembus kampus ITB, Universitas Sriwijaya, Universitas Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Univeristas Pendidikan Indonesia, dan masih banyak lagi," kata Kepala Sekolah.

Kesulitan yang dirasakan siswa-siswi Adem dalam menyesuaikan kebudayaan di Bandung yaitu pada penggunaan bahasa, tanpa disadari gutu dalam mengajar menggunakan bahasa Sunda, sehingga mereka kebingungan. Kesulitan kedua, kesulitan dalam penyesuaian dalam materi pembelajaran yang bersifat kognitif, karena anak-anak tertinggal jauh, maka dari itu pihak sekolah mengsolusikan dengan matrikulasi penyesuaian, kalau terhadap nilai budaya cukuplah mudah dalam penyesuaian karena anak zaman sekarang yang terlihat tidak mau tertinggal dengan zaman yang ada. 

Alasan utama para siswa-siswi Papua datang ke bandung karena program pemerintah, Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) adalah lembaga yang dibentuk untuk mendukung koordinasi, memfasilitasi, dan mengendalikan pelaksanaan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. UP4B dibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2011. Hal ini sebagai salah satu yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan SDM yaitu mengeluarkan program ADEM dan ADIK. ADEM untuk SMA dan ADIK untuk perguruan tinggi. Kebijakannya yaitu membawa anak-anak tamatan SMP yang terseleksi yang berasal dari daerah tertinggal, terkendala dalam masalah ekonomi, ke jawa dan bali, yakni dari banten , jabar, jatim, yogyakarta, jawa tengah, dan bali, setiap tahunnya berhasil terseleksi sebanyak 500 orang lalu dikirim lah ke 6 provinsi tersebut, jawa barat tiap tahun mengirim 100 orang, Maka dalam hal ini bertujuan untuk menjadikan papua dan papua barat maju melalui peningkatan Sumber Daya Manusia.

Reporter : Wafiq Nur Agniati
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo