Blogger news

Fiqh Wanita

Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi


Menjadi seorang perempuan tentunya tidaklah mudah, banyak sekali perjalanan yang harus mereka lewati, alami, dan rasakan, berbeda dengn seorang laki laki, karena wanita adalah sebagai ibu yang mencetak generasi generasi selanjutnya tentu sangat tidaklah mudah menjadi sosok seorang wanita. salah satu doa yang berbunyi : لٌالتأو وعلمه نٌالد فى فقفه اللهم (Ya Allah, ajarkanlah padanya pengetahuan agama dan jadikanlah dia memahami segala perkara yang sulit).

Menjadi seorang wanita tentunya sudah menjadi sebuah tanggung jawab bagi seluruh orangtua di muka bumi ini. Tatanan kehidupan umat manusia yang mayoritas dikuasai oleh kaum laki-laki atas kaum perempuan itu sudah menjadi sejarah panjang sejak zaman dahulu. Kaum perempuan berada di garda sebagai the second human being (manusia kelas dua), tentunya berada di bawah posisi laki-laki, dan pada akhirnya terjadi pertentangan sosial di masyarakat.           

Beribu ribu tahun jauh sebelum masuknya Islam, Seorang perempuan itu dianggap sebagai manusia lemah yang tidak berdaya dan harus selalu mematuhi apa yang diperintah oleh kaum laki-laki baik itu hal baik ataupun hal buruk. Seorang perempuan juga dipandang tidak memiliki kemanusiaan yang utuh, bahkan dianggap tidak berharta pun bersuara. Namun setelah Islam datang, agama yang rahmatan liul alamin ini berproses secara bertahap mengangkat derajat kaum perempuan agar tidak selalu di injak injak lagi, dan mengajari bahwa justru seorang perempuan itu harus dihormati dan di sayang, karena dengan sososk mereka lah kita semua hadir di muka bumi ini, dan tanpa disadari karena sososk nyalah melahirkan para ahli pejuang serta generasi yang akan datang. sehingga berhak lah menyuarakan keyakinan, berhak menjadi manusia yang disayangi, dihargai, dan dihormati. 

Sesuatu yang seringkali menjadi sorotan kepada kaum perempuan pada zaman sekarang ini, adalah soal kepemimpinan yang pada zaman sekarang sedang ramai ramainya dipimpin oleh seorang perempuan, dan hal ini seringkali menjadi issue sosial di masyarakat kita. Dalam al -Quran maupun As sunnah, ada dalil yang mengatakan bahwa memang ada dalil menyatakan bahwa kaum laki-laki itu pemimpin para perempuan, merujuk pada -Arrijalu Qowwamuuna ala Nisaa-. Tentu saja ini menjadi kontroversial, sehingga perlu adanya konsep fiqh yang menyesuaikan dengan kondisi pada kondisi seperti zaman sekarang ini. 

Sementara itu, sudah banyak diketahui bahwa keadaan kaum perempuan sejak kedatangan ajaran Islam melalui wasilah al Quran dan As sunnah, digambarkan sebagai kaum yang aktif, sopan, dan terpelihara akhlaknya. Bahkan Al Quran sekalipun menggambarakn sosok perempuan itu sebagai figur ideal, muslimah sejati, yang disimbolkan seseorang yang memiliki al-istiqlāl al-siyāsah, atau kemandirian politik, seperti figur Ratu Balqis yang me-mimpin kerajaan superpower ('arsyun 'azhīm), memiliki kemandirian ekonomi (al-istiqlāl al-iqtisādiy). Perempuan juga digambarkan sebagai figur perempuan pengelolah peternakan sebagaimana dalam kisah Nabi Mūsa as di Madyan.

Berkenaan dengan itulah, jika ditinjau dari konsep fiqh, bisa kita pahami bahwa ajaran islam menjadi wadah sekaligus tempat bagi kaum perempuan untuk menaung diri dan senantiasa memberikan kehormatan pun kebebasan yang begitu besar. Dengan begitu maka jangan heran, jia pada saat zaman Nabi saw sangat banya ditemuan sejumlah kaum perempuan dengan berbagai prestasi yang dimiliki dan diraih seperti hal nya yang dimiliki oleh kaum laki-laki. 

Berkenaan dengan ini, kaum perempuan juga senantiasa diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin. Hanya saja, usaha Nabi saw dalam mewujudkan gender equality itu belum sampai garis finish dan sukses full, karena itu belum mencapai tingkat,  Dengan kata lain, ketika Nabi masih diberi kesehatan hidup terlalu singkat untuk memenjangkan serta meneruskan relasi perempuan dan laki-laki yang adil dan setara di masyarakat.

 

Silmie Rusydiani Sholihah

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo