Blogger news

Peran Generasi Muda dalam Merawat Eksistansi Tradisi Rudat di Tasikmalaya

 


Kebudayaan merupakan hasil karya ataupun hasil dari kegiatan manusia yang merupakan ciri khas suatu masyarakat ataupun sekolompok penduduk tertentu. Kebudayaan dalam hal ini terwujud sebagai sesuatu yang kompleks baik dari segi ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, gagasan, bahkan peraturan ataupun yang lainnya. Dengan demikian kebudayaan yang terwujud perlu dan harus dijaga kelestarianya, guna tetap bertahan ditengah perkembangan zaman. Nilai dan norma yang terwujud berfungsi guna membentuk budaya masyarakat seperti toleran, peduli terhadap sesama, gotong royong, saling tolong menolong bahkan membentuk ideologi negara, yaitu dengan adanya Pancasila yang terwujud dari nilai-nilai  luhur kebudayaan, dan menjadi nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

Kebudayaan yang ada di negara Indonesia tentu beranekaragam, karena terdapat beribu-ribu suku yang tersebar di kepulauan Indonesia. Oleh karena itu, kebudayaan yang ada di Indonesia tentu menjadi ciri khas yang akan menonjol dan menjadi identitas negara yang akan dipertahankan dan dilestarikan. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia bisa kita lihat, baik dari segi tarian, upacara adat, rumah adat, teater atau drama, lagu, musik bahkan seni pertunjukan dan sebagainya. Keberagaman tersebut, tentunya membawa efek positif bagi bangsa Indonesia. Salahsatunya yaitu bisa dijadikan seni pertunjukan yang bisa menghasilkan uang, ataupun tampilan dalam upacara pernikahan bahkan penyambutan tamu kehormatan. Hal tersebut, tentu sangat di manfaatkan oleh masyarakat guna melestarikan budaya yang ada.

 Budaya lokal yang menjadi seni pertunjukan  di Indonesia tidak hanya dengan adanya Upacara adat, ataupun tarian jaipong saja. Bahkan ada seni pertunjukan "Genjring Rudat". Genjring Rudat ini merupakan salah satu budaya lokal yang ada di Indonesia, dan masih di lestarikan, khususnya di daerah Tasikmalaya. Berdasarkan penelitian para leluhur, kesenian ini berawal dari adanya zaman penjajahan Belanda terhadap Indonesia, dan masyarakat Indonesia harus belajar bela diri guna mampu membela diri dari penjajah. Leluhur dahulu berindisiatif memakai musik dan alat-alat untuk menumbuhkan suasana dan semangat baru dalam belajar bela diri supaya masyarakat tidak merasa bosan, sehingga seperti tarian yang memakai musik. Pertunjukan rudat ini memerlukan alat-alat pengiring sebagai musik, diantaranya: Rebana, Jidor, Calung, dan bedug. Alat-alat tersebut membuat keadaan dan suasana menjadi terhibur, sehingga hal ini membuat ksenian rudat tetap dipertahankan.

Realita pada zaman sekarang untuk mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tidak semudah yang di bayangkan, apalagi banyak tantangan dan rintangan yang dipengaruhi dengan berkembangnya zaman. Perkembangan zaman yang semakin melesat, apalagi dengan adanya globalisasi yang mempermudah masuknya kebudayaan asing ke Indonesia. Globalisasi yang membuat adanya keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa bahkan antar manusia di seluruh dunia baik dalam hal interkasi, perdagangan bahkan budaya populer membuat budaya lokal akan gampang terpengaruhi. Seiring berkembangnya zaman, tentu budaya asing mulai masuk khususnya ke negara Indonesia,  dan tidak sedikit hal tersebut menjadi kebiasaan para masyarakat di zaman sekarang   dengan mengikuti  adanya "Tren" yang serba tidak mau ketinggalan zaman. Hal tersebut akan menjadi kebiasaan buruk dan lambat laut akan menggantikan kebudyaan lokal dengan  kebudayaan asing. Sehinnga kebudayaan tersebut  hampir jarang dilestarikan, bahkan bisa terkikis dengan adanya budaya asing yang masuk.

 Peran pemuda di zaman sekarang sangat berperan dan sangat di butuhkan guna mempertahankan dan melestarikan budaya lokal. Pemuda agent of change yang sudah semestinya menjadi manusia yang membawa perubahan dan bergerak dalam pembangunan wilayah, khususnya dalam pelestarian budaya lokal yang ada di daerah Tasikmalaya yang di sebut dengan "Genjring Rudat". Partisipasi pemuda Tasikmalaya, guna melestarikan tradisi rudat bisa dimulai dengan adanya kemauan dan harapan besar untuk membangun budaya daerah tersebut, missal bekerjasama dengan pemerintahan setempat guna  meningkatkan potensi tardisi rudat daerah Tasikmalya. Sehingga kebudayaan rudat yang ada di daerah Tasikmalaya bisa menjadi potensi yang sangatlah besar, baik dari kesenian, ras, bahasa, suku, agama, dan kepercayaan. Potensi dengan banyaknya perbedaan, sudah semestinya tidak dijadikan sebagai hambatan besar untuk generasi muda Tasikmlaya, namun sebaliknya perbedaan tentu akan menjadi kekuatan dan kelebihan yang dimiliki pemuda Tasikmalya seperti yang tercetus dalam semboyan BHINIKA TUNGGAL IKA, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan. Tujuan yang sama guna melestarikan tradisi rudat yang ada di Tasikmlaya. Sebab generasi muda menjadi elemen penting yang tidak bisa digantikan dengan hal apapun dalam berbagai hal termasuk dalam melestarikan tradisi rudat yang ada di Tasikmlaya.

Pemuda Tasikmalya diera zaman sekarang tentu tau artinya nilai kebersamaan, sudah seharusnya melek dan sadar, bahwa masa depan pembangunan tradisi rudat yang ada di Tasikmalaya itu ada ditanganya. Pemuda Tasikmlaya sudah seharusnya mengedepankan kerjasama guna melestarikan tradisi rudat dengan membangun relasi yang luas, da tidak lagi mengedepankan individualis.


Penulis : Resta Komalasari

Mahasiswi KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo