Blogger news

Penantian yang Berbuah Hasil, Film Spider-Man: Across the Spider-Verse Akhirnya Rilis

Sumber Foto: https://ulasinema.co


Mediakopid.com, Bandung - Setelah menunggu lima tahun, Spider-Man: Across the Spider-Verse berhasil menjawab ekspektasi tinggi saya atas kelanjutan kisah prekuelnya, Into the Spider-Verse, yang sukses meninggalkan kesan pada 2018 lalu.
Saat Miles Morales kembali mengayunkan jaring laba-labanya di layar lebar, Across the Spider-Verse menawarkan berbagai elemen sehingga menjadi sekuel yang brilian.
Sebagian besar waralaba selama ini punya kelemahan yang serupa, yakni kesulitan mengembangkan semesta mereka tanpa mempertahankan nyawa cerita aslinya.

Lihat saja sejumlah saga atau film berseri yang masih berseliweran di layar lebar. Beberapa di antaranya melaju terlalu jauh hingga lupa akar cerita, tidak sedikit juga yang kehilangan arah seolah hanya ingin meraup pundi-pundi uang.

Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Across the Spider-Verse. Phil Lord, Christopher Miller, dan David Callaham yang menjadi tim penulis berhasil meracik sekuel dengan formula seimbang.

Mereka sanggup mengembangkan cerita menjadi lebih serius tanpa abai dengan nyawa yang dibawa sejak film pertama.

Salah satu buktinya terlihat dari persoalan yang dihadapi Miles Morales dalam sekuel ini. Across the Spider-Verse bagi saya menawarkan premis yang mendasar: Siapa itu Miles Morales?

Pertanyaan itu berkembang menjadi perjalanan Miles mencari jawaban tentang eksistensi dirinya yang masih relevan dan begitu terikat dengan Into the Spider-Verse.

Konsep multijagat, dalam hal ini Spider-Verse, kemudian berperan sebagai medium bagi Miles untuk mencari tahu tentang dirinya sendiri. Saya pun merasakan kemiripan antara Spider-Verse dengan Miles Morales: kompleks dan tak berujung.

Perjalanan itu kemudian digambarkan lewat visualisasi yang menawan. Across the Spider-Verse melanjutkan capaian gemilang film pertama, termasuk dalam aspek sinematografi.

Animasi yang disuguhkan film ini adalah definisi terbaik dari sebuah adaptasi komik superhero. Visualisasi cerita Across the Spider-Verse terasa seperti panel-panel di setiap halaman komik yang menjadi hidup.

Komposisi visual dalam film ini juga memiliki sentuhan autentik yang menawan. Salah satu yang paling saya kagumi adalah detail visual yang kerap terasa seperti goresan dan arsiran pensil.

Keunggulan itu semakin sempurna dengan ilustrasi khas yang kerap muncul di komik, seperti "Phew!" "Boom!" dan masih banyak lainnya. Eksekusi yang mendalam dan detail itu rasanya hanya bisa dilakukan oleh karya-karya animasi seperti Across the Spider-Verse.

 

Saddam Fajar Sidiq – Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo