Blogger news

Masjid Mahligai Minang

Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi

Masjid Raya Sumatera Barat, juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang, merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Mesjid Raya Sumatera Barat memukau dengan desain arsitektur yang elegan dan megah. Dibangun dengan menggabungkan gaya Islam tradisional dengan sentuhan khas Minangkabau, mesjid ini menampilkan ornamen yang indah dan kaya. Atapnya yang tinggi, jendela-jendela besar, dan dekorasi dengan motif tradisional Minangkabau menghadirkan suasana yang mengagumkan. Mesjid ini merupakan perpaduan harmonis antara keindahan seni dan kebesaran agama.

Salah satu yang paling mencolok dari Masjid Raya Sumatera Barat adalah tidak adanya kubah. Sebagai gantinya, atap masjid didesain berupa atap segi empat dengan tiap sudut menjulang ke langit seperti Rumah Gadang. Selain itu, Masjid Raya Sumatera Barat memasukkan unsur budaya khas Minang, ditunjukkan dari atap dan corak ukiran Minangkabau di dinding-dindingnya.

Ketika memasuki Mesjid Raya Sumatera Barat, pengunjung akan disambut oleh interior yang memukau. Ruangan utama mesjid ini didekorasi dengan ornamen-ornamen yang indah, seperti kaligrafi Arab yang rumit, ukiran kayu yang halus, dan hiasan kaca patri yang berwarna-warni. Interior yang disusun dengan cermat menciptakan atmosfer yang penuh ketenangan dan spiritualitas, mengundang para pengunjung untuk merenung dan beribadah.

Mesjid Raya Sumatera Barat bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat setempat. Di sini, jamaah dapat menghadiri kajian, pengajian, dan ceramah agama yang diadakan secara teratur. Selain itu, mesjid ini juga menjadi tempat penting untuk pelaksanaan ibadah salat Jumat dan perayaan hari-hari besar Islam. Sebagai pusat kegiatan keagamaan, mesjid ini menjadi pijakan spiritual dan pusat pertemuan bagi umat Muslim Sumatera Barat.
Proses pembangunan dimulai pada tanggal 21 Desember 2007, dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Gamawan Fauzi. Pembangunan masjid ini dilakukan secara bertahap dan menghadapi kendala finansial karena mengandalkan dana APBD Sumatera Barat.

Masjid ini memiliki tiga lantai yang mampu menampung sekitar 20.000 jamaah. Lantai dasar diperkirakan dapat menampung sekitar 15.000 jamaah, sementara lantai dua dan tiga akan menampung sisa jamaah. Dengan luas lahan sekitar 40.000 meter persegi, bangunan utama masjid akan mencakup sekitar 18.000 meter persegi, sedangkan sisanya akan dijadikan halaman yang luas. Halaman tersebut akan dilengkapi dengan pelataran, tempat parkir, taman, dan juga sebagai tempat evakuasi dalam keadaan darurat seperti tsunami.

Arsitektur masjid ini merupakan hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007. Secara umum, arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu, arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Kota Mekkahpada setiap sudutnya.

Saat ini, Masjid Raya Sumatera Barat menjadi salah satu ikon wisata religi terkenal di wilayah Padang dan sekitarnya. Selain Masjid Raya Sumatera Barat, ada beberapa masjid dari negara lain yang menjadi pemenang.

Penulis : Risalina (Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo