Sumber : Dokumentasi pribadi
Hidup tanpa cinta membuat jiwa gersang. bahkan dalam salah satu maqolah disebutkan -Mahabbatul Uula Laa Tunsa Fiihaa- yang artinya, cinta pertama begitu sulit dilupakan. menjadi manusia yang tak lepas dari fitrahnya yaitu memiliki rasa cinta itu merupakan sebuah nikmat sekaligus anugerah dari Allah untuk semua manusia dimuka bumi ini. Mahabbah tidak hanya mendatangkan kesenangan saja, melainkan menjadi salah satu semangat hidup manusia. Hidup jadi tak bernilai, jika tak ada cinta, jika kata pepatah; Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga.
Semakin tinggi kadar cinta seseorang, semakin tinggi semangat dan kualitas hidupnya. Konsep daripada mahabbah menjadi suatu acuan seorang mukmin dimuka bumi ini untuk senantiasa meng aplikasikan fitrah ini tentunya dengan memakai syariat yang benar, segala sesuatu yang dimulai baik dan tentunya tidak keluar dari koridor ajaran islam, tentunya akan jauh lebih baik lagi jika kita jalani kedepannya.
Orang mukmin yang mencintai Allah daripada makhluknya, tentunya akan mendapatkan manisnya iman. Satu dari tiga yang dilakukan untuk memperoleh nikmatnya iman, yaitu mencintai seseorang karena Allah dan membenci untuk kembali pada kufur. Banyak pepatah mengatakan jika kita mencinai seseorang maka dekaplah cinta kita terlebih dahulu kepada pencipta Nya, karena jika kita sudah berada di level mencintai Sang pencipta, maka Allah akan mudahkan baginya jalan untuk menjemput orang yang dicintainya.
Cinta / mahabbah iru adalah fitrah, maka kita sebagai manusia harus pandai pandai fitrah yang diberikan Allah ini dengan sebaik baiknya, jangan sampai kita rusak kepercayaan Allah pada kita dengan memaknai mahabbah itu keluar dari konsep ajaran islam. Islam mengatur hidup kita jauh lebih baik maka, tugas kita sebagai seorang hamba cukup dengan hanya selalu menjaga fitrah itu agar kita faham bahwa Allah begitu sangat baiknya sudah memberikan fitrah berupa mahabbah ini kepada kita dengan tujuan kita bisa mengetahui esensi dan makna dari cinta itu bagimana.
Dalam QS. Al-Baqarah: 165, dalam ayat itu dijelaskan dalam maknanya sebagai berikut, bahwa ada tiga model manusia yang mencintai antara Allah dan selainNya. Pertama, ada orang yang sama cintanya kepada Allah dengan cinta harta, jabatan, keluarga. Kedua, ada orang yang lebih cinta pada hal-hal yang disebutkan di atas daripada Allah. Dan yang ketiga orang mukmin yaitu lebih mencintai Allah daripada yang disebutkan itu.
Silmie Rusydiani Sholihah
Tidak ada komentar
Posting Komentar