Blogger news

Kisah Inspiratif Seorang Nenek yang Pantang Menyerah Membuka Irigasi Untuk Dua Desa

Sumber Gambar : merdeka.com

Tahun 1982

Letusan gunung Galunggung membuat ibu setengah baya bernama Nyi Eroh atau Mak Eroh harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Suaminya sakit-sakitan dan tidak mampu lagi mencari nafkah. Sementara itu sawah yang menjadi satu-satunya sumber pangan keluarga, mengalami kekeringan sehingga tidak bisa lagi ditanami padi.

Dengan posisinya sebagai tulang punggung keluarga, Mak Eroh melakukan apa saja pekerjaan yang bisa ia lakukan. Ia berjualan singkong, berjualan janur, masuk hutan mencari kayu bakar, mencari jamur, atau apa pun saja yang bisa ia tukar dengan beras. Selama itu halal dan tidak melanggar hukum, Mak Eroh akan tempuhi demi keluarganya.

Dikarenakan seringnya keluar masuk hutan, Mak Eroh menemukan sumber air yang ia pikir bisa digunakan untuk mengairi sawahnya.

Hanya saja ada bukit liat cadas sepanjang 45 meter yang menghalangi upaya Mak Eroh. Akan dibutuhkan upaya sangat serius untuk bisa menaklukkan bukit itu. Melihat fisik dan latar belakang Mak Eroh, jelas bukit cadas itu diluar jangkauan Mak Eroh. Setidaknya dalam pemikiran penduduk desa.

Namun Mak Eroh tidak perduli. Berbekal belencong, cangkul dan tali dari batang-batang pohon sejenis rotan, Mak Eroh bergelantungan selama 47 hari tanpa henti memapas tebing cadas yang berbahaya demi air untuk sawahnya.

Mulanya penduduk menertawakan upaya Mak Eroh, namum mereka bungkam setelah melihat hasilnya. Apa yang dilakukan Mak Eroh telah menginspirasi hampir 20 orang laki-laki lain untuk membantunya.

Pada akhirnya saluran irigasi yang dirintis Mak Eroh tidak hanya mengairi sawah keluarganya saja, melainkan persawahan desanya, dan dua desa tetangga lainnya.

Penulis : Rifky Alauddin Nawwavi 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo